Showing the single result
Tahukah Anda apa itu connecting link, bagaimana kegunaan dan aplikasinya di bidang industri? Penggunaan connecting link sebenarnya harus benar-benar diperhatikan agar dapat berfungsi dengan baik. Jika salah saja dalam pemasangannya, maka fungsinya menjadi tidak maksimal dan berakibat fatal. Maka dari itu, Anda harus benar-benar memperhatikannya supaya dapat terhindar dari hal-hal yang merugikan serta berbahaya.
Connecting link atau hammerlock sebagai nama lainnya, adalah alat penghubung antara mata rantai dari alat yang satu dengan yang lainnya. Biasanya alat ini mencakup ring atau masterlink, hook dan shackle. Hammerlock biasanya dimanfaatkan untuk dijadikan working load limit atau alat tambahan. Adapun tujuannya ialah supaya rantai tak bisa dibuka dan ditutup dengan mudah. Inilah kegunaan hammerlock itu sendiri sebagai penyambung.
Walaupun berguna untuk dijadikan penyambung, pada kenyataannya tak semua connecting link mempunyai kemampuan untuk batas beban kerja. Dengan kata lain, tak semua jenis alat ini bisa digunakan ke dalam aplikasi towing dan lifting.
Karena hal ini, saat Anda menjadikan connecting link sebagai WLL (working load limit), sebaiknya pastikan Anda sudah mempunyai tabel nilai kemampuan batas kerjanya.
Sebelumnya sudah kita bahas di atas, jika connecting link berguna untuk menyambungkan alat rigging ke dalam rantai. Ini artinya, hammerlock mempunyai pengunci yang bentuknya menyerupai pin untuk menggabungkan antara bagian atas dan bagian bawah connecting link.
Saat pin di bagian tengah dibuka, sehingga bagian atas dan bagian bawah secara otomatis akan terpisah. Ini artinya, bagian atas nantinya bisa dikaitkan ke chain atau rantai. Sementar aitu, bagian bawahnya bisa Anda kaitkan dengan alat rigging, baik berupa hook, master link dan shackle.
Dengan demikian peralatan rigging dengan chain atau rantai membentuk kesatuan dan akhirnya dapat diaplikasikan dalam operasi lifting.
Keunggulan connecting link ialah dapat menyambungkan sling rantai ke dalam alat rigging yang lainnya seperti hook, shackle, masterlink dan lainnya. Hammerlock hanya dikhususkan pada pemasangan sling rantai atau rantai, tidak untuk penggunaan webbing sling maupun wire rope, sebab alat ini dirancang sedemikian rupa untuk rangkai. Selain itu, desain connecting link sendiri dibuat supaya bisa dibongkar pasang dengan mudah sehingga bisa dimasukkan ke dalam mata rantai.
Kelebihan dan Kekurangan Connecting Link
Untuk kelebihan dan kekurangan hammerlock yang akan kita bahas disini adalah terkait plus minus jenis-jenis connecting link. Berikut ulasannya :
Jenis connecting link ini merupakan jenis yang sering diaplikasikan kebanyakan pengguna, sebab bisa dipakai untuk menyambungkan antara satu rantai dan rantai lainnya. Tak hanya untuk menyambungkan chain yang satu dengan chain lain, tetapi jenis hammerlock ini juga bisa disambungkan bersama alat rigging lainnya, diantaranya seperti shackle, masterlink, hook dan lainnya.
Kelebihan connecting link yang satu ini ialah bisa disambung secara maksimal dengan dua chain sekaligus. Dengan kata lain menyambungkan antara satu connecting link bersama 2 rantai. Namun kekurangannya, meskipun bisa dipakai dengan 2 chain sekaligus, namun alat ini tidak diperbolehkan untuk dijadikan pengganti masterlink. Selain itu, alat ini tidak bisa dikaitkan ke dalam 2 rantai untuk dihubungkan pada 1 alat rigging.
Jenis yang satu ini bisa dikatakan jarang dipakai di lapangan, Namun biasanya link jenis ini sangat ideal diaplikasikan dengan rantai, mengingat bentuknya bisa mengunci mata rantai agar tidak goyang. Lain halnya dengan link berjenis kupu-kupu atau standar yang mempunyai lubang kait berukuran lebih besar yang dapat membuatnya bisa bergoyang atau bergeser apabila dipakai untuk mengangkat.
Hammerlock jenis ini memiliki bentuk menyerupai shackle omega, pada bagian yang lokasinya berdekatan dengan bagian pengunci digunakan untuk dikaitkan ke dalam mata rantai. Sementara bagian yang ukurannya lebih lebar harus dikaitkan ke dalam alat rigging.
Kekurangannya ialah tidak bisa dipakai untuk menyambungkan 1 rantai dengan bagian rantai yang lainnya serta tidak bisa digunakan ke dalam 2 rantai sekaligus. Inilah yang menjadikan alat ini kurang begitu banyak dimanfaatkan oleh banyak orang.
Seperti pembahasan sebelumnya, connecting link mempunyai 2 jenis. Dimana jenis ini bisa dilihat berdasarkan fungsinya, Anda bisa memilih apakah mampu diandalkan untuk lifting atau tidak. Fungsi alat rigging ini memang kerap diaplikasikan untuk membantu proses lifting industri berat. Seperti untuk kebutuhan bongkar muat, container konstruksi dan lainnya. Sehingga kegunaan dan fungsinya di Indonesia sangat banyak.
Untuk dapat menggunakan alat ini dengan baik, Anda tentu saja harus tahu hal apa saja yang diperbolehkan maupun yang tidak. Hal ini bertujuan agar Anda bisa menghindari terjadinya kesalahan yang bisa berakibat fatal di tempat kerja. Di bawah ini, ada beberapa petunjuk pemakaian connecting link sesuai dengan standar internasional :